Minggu, 06 Juni 2010

7 CARA MENDAMPINGI ANAK MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI

7 CARA MENDAMPINGI ANAK
MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI
Frans Hermawan

Fenomena umumyang dapat diamati di berbagai kota, animo kaum muda mengikuti Perayaan Ekaristi makin hari makin menipis. Kalaupun mereka hadir dalam Perayaan Ekaristi, amat sulit bagi mereka mengikuti seluruh urutan perayaan ekaristi dengan khidmad. Sebabnya antara lain mereka kurang dibiasakan mengikuti perayaan ekaristi sejak kecil.
Banyak orang tua hanya mondar-mandir di sekitar gerja saat Perayaan Ekaristi berlangsung untuk menemani anak-anak mereka. Hal itu umumnya dianggap lebih baik, daripada membiarkan anak-anak menangis di dalam geraja dan mengganggu kekhusukan umat lain yang sedang berdoa. Tapi, apakah langkah ini yang paling tepat? Tentu tidak! Tanpa menghilangkan kekhasan dunia anak- anak, perlu ditemukan cara mendapatkan saluran positif untuk mendidik anak agar mulai mengenal tata cara hidup menggereja, khususnya dalam mengikuti Perayaan Ekaristi.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, cara-cara berikut ini kiranya bisa menjadi alternatif pendidikan anak agar belajar terlibat aktif dalam perayaan ekaristi.
1. Membantu anak untuk tenang
Hal ini dilakukan jika anak muali merasa bosan, ingin berjalan-jalan keluar gereja, meronta-ronta, bahkan akan menangis. Dalam situasi ini orang tua mengalihkan perhatian anak agar tetap mau mengikuti misa. Untuk itu, anak sebaiknya diberi kesibukan, misalnya bermain rosario, melihat gambar – gambar suci yang disiapkan dari rumah dan sebagainya.
2. Membuat anak merasa tertarik
Sebaiknya selama misa berlangsung, kepada anak-anak ditunjukkan hal- hal yang menarik, misalnya pada suara koor, organ, lukisan dinding gereja, arca – arca, pakaian yang dikenakan pastor, misdinar, dan sebagainya. Lebih baik lagi jika orang tua atau pendamping bisa menjelaskannya, sehingga anak dapat sedikit memahami dan tetap terlibat mengikuti misa.
3. Mendukung anak beraktivitas
Jika anak sudah mulai bisa bernyanyi atau membaca, orangtua bisa menuntun anak mencarikan nomor lagu yang dinyanyikan, atau menunjukkan teks – teks yang sedang dibacakan. Ada pastor di Jakarta yang cukup kreatif, saat menyanyikan doa Bapa Kami, orang dewasa hanya boleh menyanyi dalam hati. Kesempatan itu sepenuhnya diberikan kepada anak-anak untuk menyanyikannya.
4. Memberi anak uang kolekte
Di sini orangtua perlu memberi penjelasan pada anak, bahwa unuk merawat gereja dibutuhkan uang, oleh karena itu si anak dilatih memberikan sumbangan kepada Gereja. Uang kolekte itu sudah dipersiapkan dari rumah, dan dipisahkan dari rumah, dan dipisahkan dari uang jajan, agar anak rela memasukkan uang itu ke kotak kolekte. Hal yang lebih penting adalah melibatkan anak melakukan berbagai aktivitas (ritual) yang bisa mereka ikuti.
5 Menyapa dan menyalami anak
” Salam Damai” adalah saat yang paling tepat untuk melibatkan anak sehingga mendapatkan kelegaan dan kegembiraan bersama umat lain. Untuk itu ajaklah anak menyalami orang – orang disekitarnya. Sangat disayangkan jika ada umat yang tidak menyambut uluran tulus tangan mungil itu. Karena itulah, pengurus gereja atau petugas liturgi bisa memberikan penjelasan lewat pengumuman di gereja atau kesempatan lain, betapa penting memperhatikan anak – anak saat Salam Damai.
6. Mengajak anak menerima berkat
Setelah komuni, sebaiknya diberi kesempatan anak – anak untuk menerima berkat dari pastornya. Kesempatan ini hendaknya dimafaatkan, bahkan kalu bisa dikondisikan sebagai waktu khusus bagi anak. Biarkan anak - anak mendapatkan keceriaan dan dengan antusias mengekspresikan sukacita mereka. Keadaan ini akan menarik anak yang lain, sehingga rela mengorbankan waktu bermainnya dan masuk ke gereja untuk menerima berkat.
7. Menyediakan tempat khusus bagi anak
Pendamping sekolah minggu, pengurus gereja, atau yang lain, bisa meminta ijin pada Imam atau Dewan Paroki agar setiap misa berlangsung disediakan temapat khusus bagi anak di dekat altar, meskipun hanya gelaran karpet. Tempat khusus ini disediakan bagi anak – anak yang belum menerima komuni. Dengan didampingi guru pendamping sekolah minggu, anak bisa belajar tentang ekaristi dengan memperhatikan langsung langkah-langkahnya secara jelas. Anak – anak perlu diikutsertakan dalam perayaan Ekaristi sejak dini. Anak harus diberi tempat dan kesempatan untuk ’ bertemu’ dengan Tuhan. Bukankah Yesus sendiri pernah bersabda, ”Biarlah anak – anak itu datang kepadaKu, dan jangan kamu mengahalang – halangi mereka, sebab orang – orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”

Tidak ada komentar: