“DI PLEKOTHO” By :Clara Diva
“Asemki, aku malah sik diplekotho,” kata salah seorang mudika santo Mikael beberapa waktu yang lalu. Kata diplekotho memang sudah tak asing lagi ditelinga kita ,khususnya umat paroki ini. Bukan hanya mudika tapi ibu –ibu dan bapaknya juga sering berujar,”Walah kok aku sik diplekoto.”
Sebelumnya saya suka nebak-nebak arti kata ini dengan cara menghubungkan kalimat demi kalimat yang mengiringinya. Dan ternyata tebakan saya tidak meleset jauh. Setelah saya mencari dari beberapa sumber disini dapat saya simpulkan bahwa arti kata diplekhoto itu sendiri kurang lebih adalah “dikerjai”. Bagi saya warga asli magelang. Kata diplekotho memang merupakan kosakata yang baru . dan tentunya akan banyak yang setuju jika saya menyebutkan satu nama pemopuler kata tersebut,yaitu “Rm Rudy hardono pr”.
Kenapa saya katakan begitu, Tapi survey membuktikan bahwa kata “DIPLEKOTHO” memang santer terdengar setelah romo Rudy tercinta hadir ditengah kita(he..he…he…). Ternyata romo diparoki kita bisa juga menjadi trendsetter juga ya. Khususnya dibidang perbendaharaan bahasa kita. Coba deh kita ingat-ingat kalimat yang mengiringi pengumuman para donatur. “sithik ra ditampik , akeh pekoleh.” Walaupun ketika pengumuman dibaca oleh orang luar jawa dengan logat yang tidak pas, tapi Pastinya ingatan kita akan langsung tertuju pada sosok Rm supriyanto . Betul apa betul?
Setiap romo memang selalu memberi kesan menggelitik dan menyenangkan bagi kita. Rm cipto yang sangat cinta dengan lelenya. Rm istoto yang gemar wayang. Rm heru wahyu jatmiko yang diapali para sopir darling karena setiap mereka datang mau njemput warga mujen yg pulang misa ternyata sudah kepancal,kata mereka ,”wooo , lha lik mimpin misa jebule rm heru tho.” (he..He…He..).
Dan yang satu ini adalah romo kita yang paling gress.” Rm Heri”. Dan ini bukan Cuma saya aja yang terpedaya Terpedaya oleh wajah cute dari rm heri.
Pandangan pertama saya dengan rm heri (walah…) ketika saya bersih –bersih ,habis rekoleksi ceritanya. Diruang tamu saya melihat sesosok pemuda denga gaya coolnya memperhatikan kami yang wira wiri didepannya. Sadar sedang diperhatikan denga gaya sok yang punya gereja, saya menyapanya,”monggo mas.”kok yang disapa diam aja. Dalam hati saya berguman ,”enek cah mudika kok sombong.”….ellah dallah lha kok beberapa hari kemudian saya meliatnya berdiri didepan altar, ya ampun isin aku . moga-moga rm heri sudah lupa dengan mukaku saat itu.Tapi ternyata selidik punya selidik bukan Cuma saya aja lho yang tertipu….ada banyak. syukur puji Tuhan saya enggak sendirian malunya. Rm heri saya prediksikan akan terpatri dalam benak kita karena gaya anak muda terutama celana pendeknya.(he..he..he..)
Nyuwun sewu nggih rm . tulisan ini memang sengaja saya buat untuk mengungkapkan rasa sayang saya pada romo2 yang dengan tulus telah menggembalakan kami dengan baik . Matur nuwun Romo.
SEKIAN
Minggu, 06 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
hehehehehehe, isin yo? ngga papa. mending salah dan memperbaiki, daripada salah terus 'wegah' ndandani ......... ( memang jamannya gek pemlokothoan ).
Posting Komentar